Paskah, hari raya mengenang
kebangkitan Yesus Kristus Penebus Umat Manusia. Hari Raya Paskah adalah puncak
dari Rangkaian Tri Hari Suci. Dalam Tri Hari Suci itu, Gereja Katolik secara
khusus mengenang kembali bagaimana Yesus menderita, wafat dan bangkit demi
menebus dosa manusia, seperti yang telah Yesus katakan, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali" (Yoh 2:19). Yang dimaksudkan Yesus dengan “Bait Allah”
adalah diri-Nya sendiri. Dia wafat dan berbaring dalam kubur selama tiga hari.
Dan pada hari ketiga Yesus Kristus bangkit mengalahkan maut, "Ia telah
bangkit, dan mendahului kamu ke Galilea" (Mat 28:1-10). Yesus
Kristus membawa keselamatan, yang patutnya kita jawabi dengan iman, harapan dan
kasih. Dalam Perjanjian Lama, Paskah dirayakan sebagai tanda peringatan akan “pembebasan
bangsa Israel dari perbudakan Mesir” (Kel: 12: 1-42). Bangsa
Israel yang diperbudak oleh Bangsa Mesir, dibebaskan Allah dengan kuasa-Nya,
melalui nabi Musa. Tetapi dalam Perjanjian Baru, paskah dirayakan untuk
mengenang pembebasan manusia dari kuasa dosa oleh Allah sendiri. Allah yang menjadi
manusia, hadir dan hidup dalam sejarah manusia. YESUS yang adalah Allah Putera,
menanggung sengsara dengan penuh kerelaan, hingga wafat di tempat paling hina. Tuhan
Yesus wafat seperti seorang penjahat paling hina.
Paskah sebagai puncak perayaan
Iman Katolik, harusnya dirayakan dengan hikmat, dengan penuh hati dan dengan
persiapan yang matang. Itulah mengapa ada masa prapaskah. Masa prapaskah adalah
masa tobat, masa memeriksa diri, menyesali diri akan perbuatan dosa. Masa
bertobat dan kembali kepada Allah. Kepada Allah yang meninggalkan singgasana
dan kemuliaan-Nya, menjadi manusia dan hidup dengan dan di tengah manusia.
Jika disimak dengan seksama
bacaan Injil pada malam Sabtu Suci, salah satu pesan dari perayaan Paskah
adalah “kembali ke Galilea.” Galilea adalah tempat pertama Yesus membentuk
formasi murid-murid-Nya. Artinya bahwa Yesus mengajak kembali kepada permulaan.
Kembali pada titik start. Lalu apa hubungan dengan kita? Tentu saja kita
pun diajak Yesus untuk kembali ke “Galilea.” Galilea bagi kita adalah “jalan
kebenaran yang diajarkan oleh Yesus.” Ketika kita dibaptis, kita bersih dari
dosa, namun kini kita semakin jauh dari Jalan Tuhan dan semakin tenggelam dalam
dosa. Maka dari itu, kita dipanggil kembali. Kita tidak lagi dipanggil lewat
nabi-nabi, kita justru dipanggil langsung oleh Allah, dipanggil untuk kembali pada
“Galilea,” kembali pada permulaan dimana kita bersih dari dosa waktu kita dibaptis.
Kita boleh bahagia karena
Yesus telah bangkit, tetapi apakah hati kita pun bangkit dengan meninggalkan
dendam terhadap sesama yang berlaku jahat kepada kita?
Kita boleh bahagia karena Yesus
telah bangkit, tetapi apakah saat sesama berkesusahan, hati kita pun bangkit
untuk membantunya?
Kita boleh bahagia karena
Yesus telah bangkit, tetapi apakah sikap dan perbuatan kita tidak lagi terkubur
dalam lubang dosa?
Kita boleh bahagia karena
Yesus telah bangkit, tetapi apakah mulut kita pun bangkit dengan tidak mengumbar
cacian, hinaan dan gosip?
Kita boleh bahagia karena
Yesus telah bangkit, tetapi apakah hasraf dan nabsu pun telah bangkit dengan
tidak mengorbankan tubuh untuk kenikmatan sesaat?
Kita boleh bahagia karena Yesus telah bangkit, tetapi apakah cinta akan Allah, akan istri, suami, anak, orang tua, kakak-adik, teman dan sesama pun telah bangkit?
Kita boleh bahagia karena
Yesus telah bangkit, tetapi apakah kita pantas merayakan-Nya?
Semoga......,
Saya Modestus Peter Iwan Doluhalang, mengucapkan Selamat Merayakan Hari Raya Paskah untuk kita semua. Semoga damai paskah senantiasa menyertai kita semua.
Rote, 9 April 2023.