
Modestus
Peter Iwan Doluhalang
Berbicara tentang pendidikan mengingatkan kita pada pendapat
Plato, bahwa “Kesempurnaan bukanlah bakat, tetapi keterampilan
yang membutuhkan latihan.” Saya katakan demikian
karena memang dalam pendidikan kita dapat melatih keterampilan kita, baik bagi
seorang guru atau pendidik maupun sebagai seorang peserta didik. Dari
ketidaktahuan kita belajar menjadi tahu, dari tidak terampil kita berlatih
menjadi terampil. Menanggapi hal ini, bangsa Indonesia sudah sejak lama
memperjuangkan kecerdasan kehidupan rakyatnya, dengan tujuan tidak lain untuk
memajukan peradaban bangsa Indonesia, karena memang maju dan mundur peradaban
suatu bangsa bergantung pada maju dan mundurnya kualitas rakyatnya. Inisiatif
bangsa Indonesia ini nampak jelas dalam pembangunan sekolah sebagai tempat
pendidikan formal dari tingkat sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana
kabar pendidikan setelah 77 tahun merdekanya bangsa ini? Katanya semua diatur
dakam sistem pendidikan, dan dalam sistem itu semua peserta didik
distandarisasikan. Jika demikian sekian banyak siswa di negara besar seperti negara Indonesia ini pasti dianggap
“bodoh,” karena apa? Karena setiap anak cerdas di masing-masing aspek dan
memiliki banyak perbedaan, baik dari jenis potensi, latar belakang dan
sebagainya dan tidak bisa disamaratakan. Meminjam pernyatan Albert Einstein
bahwa “semua anak itu jenius, tetapi jika seekor ikan dinilai dari bagaimana
cara dia memanjat pohon, anak itu akan merasa bodoh seumur hidupnuya.” Kemudian
disampaikan juga oleh Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia, Ki Hajar Dewantara
bahwa “padi tidak bisa menjadi jagung dan jagung tidak bisa menjadi padi”
demikian sistem pendidikan dengan ciri khas standarisasi harusnya ditiadakan,
karena dengan adanya standarisasi pendidikan bukannya membentuk potensi anak,
tetapi justru menghancurkan dan merubah potensi itu sesuai standar yang
berlaku, padahal belum tentu standar itu sama dengan karakter anak itu sendiri.
Dengan demikian sangat diharapkan semua pihak dalam menindaklanjuti hal ini,
baik pihak pemerintah, pihak sekolah, orang tua dan masyarakat.
Yang memegang peran penting dalam
pendidikan formal memanglah guru, tetapi pendidikan pertama dan terutama berada
dalam keluarga dan dalam masyrakat.
Seperti kata Ki Hajar Dewantara bahwa “setiap orang bisa menjadi guru, dan
setiap rumah bisa menjadi sekolah.” Artinya bahwa pendidikan tidak hanya
terjadi di sekolah saja, tetapi pendidikan juga terjadi di semua tempat. “setiap
orang bisa menjadi guru” mengartikan bahwa pendidikan dalam hal belajar bisa
didapatkan dari siapa saja, baik itu orang tua, keluarga dan teman. Pendidikan
yang dimasudkan Bapak Pendidikan Nasional ini adalah pendidikan atau
pembelajaran secara terbuka, dari siapa saja dan di mana saja. Dan dengan bebas
mengekspresikan potensi diri sesuai dengan karakteristik. Dalam hal ini,
dibutuhkan peran serta secara aktif dari masyarakat. Dikatakan demikian karena
jika pembelajaran terjadi di mana saja, termasuk dalam lingkungan masyarakat,
maka masyarakat pun harus memberikan contoh yang mendidik atau contoh yang
baik.
Selanjutnya, beralih pada kebebasan
belajar sesuai potensi diri. John Rawls dalam tesisnya tentang kebebasan setara
menyatakan bahwa kebebasan pada satu pihak tidak akan menimbulkan konflik, jika
tidak merugikan kebebasan pihak lain. Dua pihak yang hendak diandaikan di sini
adalah pihak sekolah dan pihak peserta didik. Jika kebebasan siswa dalam
belajar guna mengembangkan potensi diri yang berbeda-beda tidak diintimidasi
oleh sistim standarisasi tidak mungkin ada siswa yang dicap “bodoh”. Karena
apa, pada dasarnya setiap orang akan dengan bahagia dalam melakukan sesuatu
yang sesuai dengan keinginannya, tinggal saja pihak kedua yaitu pihak sekolah
membimbing, mengarahkan dan membentuk potensi, tanpa merubah potensi itu.
Dengan demikian tidak mungkin tidak tercipta pendidikan yang efektif.
jadi kesimpulannya pendidikan membentuk kan?
BalasHapusRalat: perspektif
HapusYa prespektif saya demikian saudara
BalasHapusKesimpulannya pendidikan itu membentuk namur tidak merubah
BalasHapusSepakat
Hapus