Mengenai Saya

Foto saya
Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Minggu, 12 Maret 2023

SAJAK MALAM

 

"Tuhan, masih pantaskah raga bernyawa ini Kau jaga?"

Sajak malam menghantam keras sandungan rindu,
Memecah belah risau yang membelenggu,
Saat "bunga" tergoda "si kumbang madu,"
Seolah melupakan Dia, t'lah jadi candu.

Apa gerangan waktu singkat terasa lama?
Bukankah doa berujung pada dosa yang sama?

Ya, semua hanya tentang ada,
Sesaat sesak terasa menyeruak di dada,
Kian menumpuk dosa dengan bangga,
Sungguh ku debu yang tak berharga.
 
Tuhan, masih pantaskah raga bernyawa ini Kau jaga?
Hati bertanya di kala terjaga.

Sabtu, 11 Maret 2023

MAU PULANG ATAU ULANG?


"Setiap manusia tidak pernah luput dari salah dan dosa, tapi tidak semua manusia mengakui salah dan dosanya, kemudian kembali kepada Tuhan."

Ketika kita jauh dari tempat atau orang ternyaman yang tentunya kita sayang, pasti akan timbul perasaan yang disebut "rindu atau kangen." Perasaan ini sungguh lahiriah, karena datang dengan sendirinya dan sulit tuk ditepis. Tentunya semua kita pernah mengalami hal seperti ini. Begitupun ketika kita semakin jauh dari Tuhan, pasti dalam lubuk hati yang paling dalam, ada kerinduan untuk kembali dan bertemu dengan Tuhan. Kerinduan itu datang dari hati dan memaksa kita untuk kembali kepada Tuhan. Tetapi ada seribu satu cara iblis menghalangi kita, menutup mata dan telinga kita untuk mendengar dan melihat ajakan suara hati itu. Ada berbagai macam alasan yang ditawarkan iblis, seperti egois, gengisi dan lain sebagainya. Dan itulah kita entah sadar ataupun tidak.

Hari ini, dalam Injil yang menggambarkan Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang, kita diajak langsung oleh Yesus, kita diajak kembali pada rumah Bapa yang begitu kaya dan sejahtera. Kita diajak meninggalkan segala hal duniawi. Begitu tulus ajakan Tuhan tanpa mempertimbangkan salah dan dosa kita.

Lalu bagaimana kita menyikapinya? Apakah harta, tahta dan jabatan mematahkan ajakaan dari Tuhan ini? Ataukah dengan lapang dada kita berbenah diri dan kembali pada pintu yang terbuka lebar?

Setiap manusia tidak pernah luput dari salah dan dosa, tapi tidak semua manusia mengakui salah dan dosanya, kemudian kembali kepada Tuhan.

So, marilah jawabi ajakan Tuhan kita. Sekali redup tapi tak padam. Sekali jauh, pasti kan kembali. Sekali malu, melangkahlah lewat pintu yang t'lah dibuka Sang Ilahi.

 

 Semoga,....


Baca juga:

LUPA NAMA INGAT RASA

Diam

Gundah Antara Angan Dan Jangan

Aku Pelukis Senja

Dan bacaan lainnya di Beranda

Halaman Facebook LILIN KECIL

Jumat, 10 Maret 2023

Lupa Nama Ingat Rasa













"Sesuatu yang tidak mungkin bisa dibawa pulang adalah bekas."

Kamis, 9 Maret 2023, dalam perjumpaan dengan umat Stasi Batu Tua, dalam perayaan Ekaristi Pemberkatan Rumah. Tertaut dialog singkat bersama seorang umat. Dialog dibuka dengan menanyakan nama, asal dan berapa lama di sini (di tempat KKN). Kemudian perbincangan mengarah pada pertanyaan: Apa yang akan kalian lakukan di sini? Pernyataan ini sederhana, namun setelah dipikir lagi, pertanyaan ini mengandung makna yang dalam. "Apa yang akan kalian buat di sini?" Setelah pertanyaan itu, kemudian dilanjutkan dengan satu pertanyaan lagi: "Apakah kalian bisa meninggalkan kenangan baik, sehingga ketika kalian kembali, kenangan itu dapat mengingatkan kami pada kalian?"

Sontak saya tertegun, saya berpikir keras apa yang harus saya lakukan? Saya berpikir bukan sekadar menjawab pertanyaannya, tetapi apakah kehadiran saya dapat dianggap ada? Dari percakapan itu kemudian saya refleksikan, umat mengharapkan sosok orang yang dapat membawa mereka, mengarahkan mereka bukan sekadar dengan kata-kata tetapi dengan aksi yang nyata. Memberikan contoh dalam tindakan. 

Setelah kembali ke Patoran Paroki, dalam makan malam bersama, Pastor Paroki RD. Ardy Meman juga menyampaikan bahwa: "Datang dan pergi itu biasa, terapi yang luar biasa adalah apa yang kau buat mulai dari kau datang dan sebelum kau pergi." Dari pernyatan ini saya kemudian teringat pada motto tingkat kami  Pertransiit Benefaciendo (berkeliling sambil berbuat baik). Dua pencerahan yang saya dapatkan kemudian menuntut saya untuk total, bukan hanya saat KKN, tetapi selama menjadi Katekis, yang berarti seumur hidup. Jika katekis mengajarkan tentang Kristus, berarti katekis sudah harus paham dan dekat dengan Kristus. Jika katekis mengajar tentang kebaikan, berarti katekis terlebih dahulu telah melakukan kebaikan. karena warta bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga bahkan lebih pada tindakan. (Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati dan perbuatan tanpa iman adalah tiada arti).


So, apa yang sudah saya buat sebagai ungkapan iman saya? Setidaknya ketika nama kita dilupakan, "rasanya" tidak ikut dilupakan.


Baca juga:

Diam

Gundah Antara Angan Dan Jangan

Aku Pelukis Senja

Dan bacaan lainnya di Beranda

Halaman Facebook LILIN KECIL











Rabu, 08 Maret 2023

DIAM




"Ketika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja." Kalimat singkat ini pernah tertulis pada pintu tertutup, wujud kecewa mendalam. Sekalipun singkat, kalimat ini menyiratkan banyak makna, salah satunya adalah makna "diam."

Tidak sedikit orang berpikir bahwa diam adalah gambaran ketidaktahuan. Jika anda adalah bagian dari orang-orang itu, berarti anda keliru. Kenapa?

Pythagoras pernah berkata bahwa "lebih baik diam, atau lakukan sesuatu yang lebih baik dari pada diam." Diam bukan berarti tidak mampu dan diam juga bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Sejatinya analisa dengan hasil paling baik adalah analisa yang dilakukan dengan diam. Dan perlu diingat bahwa seorang penembak jitu, membutuhkan "diam" untuk mendapatkan momen yang tepat.

Sudah tidak asing slogan "tong kosong nyaring bunyinya." Slogan ini sudah cukup jelas mengartikan karakteristik diam itu sendiri. 
Perlu ditekankan, seseorang diam bukan berarti dia tidak tahu apa-apa. Sebenarnya dia sedang membalut mutiara, dalam diam dia simpan mutiara itu.
Dia hanya diam karena dia tidak ingin mutiara itu jatuh ke mulut babi.

So, berbicaralah seperlunya saja, dan seadanya saja. Sebisa mingkin sesuaikan dengan apa yang telah atau dapat dilakukan. Karena apa? Membuktikan kualitas diri tidak hanya dengan ocehan murahan, tetapi dengan tindakan.
Singkatnya, "kalau belum bisa buat apa-apa, jangan omong apa-apa."



Sssssssttttttttttttt, baribut diam-diam🤫




Atau klik menu > Beranda












Selasa, 07 Maret 2023

GUNDA ANTARA ANGAN & JANGAN



Gelap teramat dalam bersama sunyi yang tak terlukiskan, menjelaskan suasana diri yang bimbang antara angan dan jangan.  Bagaikan coretan pena tak terarah pada kertas putih yang semula bersih tak bernoda,  kini sembrawut dan tak jelas, itulah gambar isi kepala. Pernahkah kalian menemukan orang gila yang lebih gila dari orang gila? Semua nampak dalam raga yang kian rapuh tepat di depan gerbang akhir dari kata juang. Sontak timbul tanya: “Mengapa saat semakin lurus niat, semakin berat pula hambatan dan tantangan? Tak bisakah liku-liku ini diluruskan seperti jalan mereka yang terus tersenyum lebar? 
Diujung habisnya ambisi ribuan dan sarat, kepala memaksa kaki berhenti tanpa isyarat, katanya ia lelah menanggung beban yang kian berat. Tetapi,  dari celah puing reruntuhan harapan, sayup terdengar suara hati berusaha membisikan cerita pahit dalam sejarah. Menjelaskan usaha dari mula yang tak mudah, dengan titah “Jika lelah berlari, berjalanlah. Itu lebih baik dari pada berhenti!” Ingat saja bahwa hanya orang mati yang tak dapat berbuat apa-apa. Dan jika mulut mengucap “tak sanggup” kau sedang mencoba bunuh diri!

AKU PELUKIS SENJA


Dalamnya angan semakin jauh.

Jauh niat pada asa penghapus peluh.

Tak peduli sekuat-kuatnya niat.

Tergoyah juga oleh ribuan goda tanpa syarat.


Aku pelukis senja, terdampar jauh.

Lebih jauh dari tuan pada puannya.

Bahkan hanya bisa bertanya.

Pantaskah aku disebut kepunyaan-Nya?


Seperti sadar setelah ditampar.

Aku t'lah jauh melanggar.

Bukan tak sengaja, justru dengan mata terbuka lebar.

Masih pantaskah kembali bersandar?


Aku pelukis senja.

Rindu pulang pada Dia yang empunya.

Merangkak pelan, keluar dari hati begitu gelapnya.

Harus, harus sampai pada janji selamat-Nya.


Saat riuh mulai senyap.

Sayup ku dengar kidung ratap.

Sekadar ingin tuk mengenang.

Juang-Nya yang jadi pemenang.


Aku pelukis senja, sadar dalam raga yg termenung.

Mengingat Dia, dosaku ditanggung.

Memar, merah, darah, robek, Dia terluka.

Bahkan dahaga disuapi cuka.


Siapakah aku ini Tuhan?

Mengapa demi aku Kau berkorban?

Bukankah dengan tawa Kau ku hina?

Mengapa jiwa tak Kau cabut pada raga hina-dina?


Aku pelukis senja, t'lah lupa.

Indah senja, indah dunia  sementara, tak lama.

Aku pelukis senja, t'lah buta.

Buta pada maaf-Mu yang tak terhingga.





Rote, 07 Maret 2023

NATAL

Natal dalam tradisi Gereja Katolik diartikan sebagai “Penghayatan atau Perayaan kelahiran Yesus Kristus Sang Penebus dunia.” Di malam penuh ...