Natal dalam tradisi Gereja Katolik diartikan sebagai “Penghayatan atau Perayaan kelahiran Yesus Kristus Sang Penebus dunia.” Di malam penuh sukacita ini, kita Umat Katolik sedunia kembali mengenang dan menghayati bagaimana Allah Yang Maha Kuasa datang dan tinggal, hidup bersama kita dan kemudian Ia rela menderita dan wafat di kayu salib untuk kita manusia.
Allah itu Mahakuasa, tapi mengapa Ia dengan sukarela lahir sebagai manusia rendah seperti kita?
Allah itu Mahamulia, tapi mengapa Ia rela lahir di kandang hewan dan berbaring di palungan tempat makan dan minum hewan?
Allah itu Mahabesar tapi kenapa lahirnya amat sangat sederhana?
Itu semua karena Allah mau mengangkat harkat dan martabat kita umat manusia yang amat dicintai-Nya. Allah datang, Allah meninggalkan segala kemuliaan-Nya untuk hidup sebagai manusia, seperti kita, agar terkikis habis sekat dan kesenjangan kita dengan Allah. Allah mau mengajak kita untuk kembali dekat dan semakin dekat dengan-Nya.
Jika Allah saja demikian, bagaimana dengan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya? Apakah kita sanggup meninggalkan keegoisan kita dan dengan suka rela berkorban demi sesama?
Apakah kita sebagai manusia hina dan penuh dosa sanggup mengampuni sesama kita?
Natal bukan tentang baju baru, natal juga bukan tentang sekadar pergi berbondong-bondong ke Gereja dan pulang tanpa apa-apa. Tapi Natal adalah penghayatan bagaimana kemahamurahan Allah dalam diri dan dalam hidup kita. Mari wartakan Natal dengan kata-kata dan sikap hidup kita.
Semoga....
Selamat menghayati dan merayakan Hari Raya Natal Tahun 2024.