Dalam hening dan sepinya malam,
Teringat bayang yang pernah ada dan begitu dalam,
Hati memendam rindu yang terus tertanam
Pada mereka yang dahulu selalu ada siang dan malam.
Derakan lonceng mengiris hati,
Nuansa suka menjadi kurang berarti,
Mengapa jiwa seakan mati,
Pada malam yang amat terberkati?
Raga memang bebas, tapi hati tidak.
Tidak bebas, terikat pada ruang dan waktu sunyi dalam petak.
Dalam hening jiwa yang penuh riak,
Mulut memaksa tuk berteriak.
Teriakan rasa yang seharusnya ada,
Menyurat rindu ingin bersua.
Selamat natal mama,
Selamat natal bapa,
Selamat natal untukmu yang di rumah.
Ah .. keliru kuartikan makna,
Dibiaskan ego rusak suasana,
Ada masa terus bersandar,
Ada masa harus tersadar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar