Refleksi
Pribadi
Tertegun
dalam bayang, benar benar berpikir keras. Masalahnya bukan soal luka bergaris
pada fisik, lebih dari itu ini luka batin! Sakinya teredam raut palsu dengan
senyum. Ya, senyum manis terlantunkan, tapi tak ada yang tahu suasana hati dengan
bau busuk, sakit dengan luka kian membangkai. “Kapan kn lepas semua ini?”
terumpat sebaris tanya dalam sedalam relung jiwa.
Aku
masih muda, jalan perhelatanku masih teramat panjang. Lalu mengapa semudah itu
kuputuskan harap sekian banyak kepala? Aku lalai dalam amanah, aku tersandung
batu kepercayaan yang kian membengkakkan mata mereka, mereka kini pilu, dengan
air muka yang kian kusut.
Marah
pada ku?
Benci
pada ku?
Tak
menyukaiku?
Silahkan!
INILAH
AKU DENGAN KEAKUANKU!
Salahkah
insan tak sempurna ini Tuhan?
Hufffffffffffff,....
Percaya
saja, cahaya tak benar-benar hilang, sekalipun hanya tersisa kunang-kunang di
antara sukma penuh bimbang. Dari kekalutan yang begitu pekatnya, berusaha ku
bangkit tuk rajut kembali benang yang tlah kusut. Benar memang itu sangatlah
susah, tapi tidak lebih baik mati kembali sebagai “BANGKAI!”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar